I. Awal
Pendudukan Inggris Di Indonesia
Pada tahun 1591 satu
ekspedisi yang terdiri dari tiga buah kapal bertolak dari Plymouth dipimpin
oleh George Raymond dan James Lancaster, tujuannya adalah ke India Timur
melalui Tanjung Harapan. Penjelajahan ini tidak begitu berhasil karena hanya
satu kapal yang berhasil melanjutkan perjalanan yaitu kapal yang dipimpin oleh
Lancaster. George Raymond tenggelam, sedangkan sebuah kapal terpaksa kembali.
Lancaster melanjutkan
perlayaran sampai ke Selat Malaka dan Pulau Pinang, tetapi beliau ditawan kapal
oleh perampok dari Perancis. Pelayaran James Lancaster ini dinilai penting
artinya bagi perkembangan pelayaran kemudian hari. Berita berhasilnya Cornelis
de Houtman sampai di Banten menggugah semangat pelaut Inggris untuk menggunakan
Tanjung Harapan kembali dalam perjalanan jauh ke Dunia Timur.
Pada tanggal 31 Desember
1600 didirikan East India Company. Berdasarkan piagam raja Maskapai dagang
mempunyai hak monopoli perdagangan antara Tanjung Harapan dan Selat Magelhaen
selama 15 tahun. Perlayaran pertama dilakukan dengan modal 68.000 pounsterling,
ekspidisi ini dipimpin oleh James Lancaster dan Jhon Davis. Ekspidisi ini
berhasil sampai di Aceh pada tahun 1602 selanjutnya berlayar menuju Banten.
Mereka sangat kaget karena kedatangan mereka di Nusantara disambut sebagai
lawan oleh Belanda sedangkan di Eropa pada saat itu Belanda adalah sekutu
Inggris.
Ekspedisi kedua dibawah pimpinan Henry
Middleton sampai di Banten pada tahun 1604. Middleton berlayar terus sampai ke
Ambon dan berunding dengan Portugis untuk memperoleh hak dagang tapi armada
Belanda melarangnya. Ketika Middleton berhasil mendapatkan muatan cengkeh di
Ternate dan pala di Banda, armada Belanda memaksanya kembali ke Banten
Awal abad ke 17,
Inggris telah memiliki jajahan di India dan terus berusaha mengembangkan
pengaruhnya di Asia Tenggara, kahususnya di Indonesia. Kolonialisme Inggris di
Hindia Belanda dimulai tahun 1604. menurut catatan sejarah, sejak pertama kali
tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-kantor dagangnya. Di
antaranya di Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Japara, dan Makassar.
Walaupun
demikian, armada Inggris tidak mampu menyaingi armada dagang barat lainnya di
Indonesia dagang Barat lainnya di Indonesia, seperti Belanda. Mereka akhirnya
memusatkan aktivitas perdagangannya di India. Mereka berhasil membangun
kota-kota perdagangan seperti Madras, Kalkuta, dan Bombay
Pada
tahun 1811, tentara Inggris melancarkan serangan terhadap daerah-daerah yang
diduduki oleh Belanda, termasuk Hindia Timur atau yang lebih dikenal dengan
Hindia-Belanda (sekarang Indonesia). Pasukan Inggris tidak mengalami kesulitan
menghadapi pasukan Belanda. Selain itu, pasukan Belanda juga mendapat serangan
dari pasukan raja-raja di Jawa. Serangan itu menyebabkan Belanda akhirnya
menyerah kepada Inggris. Oleh sebab itu, sejak tahun 1811 Hindia Timur menjadi
jajahan Inggris dengan kongsi dagang EIC nya yang dipimpin oleh
Gubernur-Jenderal Lord Minto. Lord Minto kemudian mengangkat Thomas Stamford
Raffles sebagai pemegang kekuasaan atas Pulau Jawa dengan pangkat Letnan
Gubernur Jenderal
Inggris secara resmi menjajah Indonesia lewat perjanjian Tuntang (1811) dimana perjanjian Tuntang memuat tentang kekuasaan belanda atas Indonesia diserahkan oleh Janssens (gubernur Jenderal Hindia Belanda) kepada Inggris
Inggris secara resmi menjajah Indonesia lewat perjanjian Tuntang (1811) dimana perjanjian Tuntang memuat tentang kekuasaan belanda atas Indonesia diserahkan oleh Janssens (gubernur Jenderal Hindia Belanda) kepada Inggris
Isi dari perjanjian Tuntang adalah :
1.pulau jawa dan sekitarnya di kuasai inggris
2.semua tentara belanda menjadi tawana inggris
3.orang belanda dapat menjadi pegawai inggris
B. MASA PEMERINTAHAN THOMAS STAMFORD
RAFFLES DI INDONESIA
a)
Bidang
pemerintahan
Ø -Membagi Pulau
Jawa menjadi 18 karesidenan
Ø (Banten,
Batavia, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Kedu, Jipang-Grobogan, Jepara,
Rembang, Gresik, Surabaya, Pasuruan, Besuki, Banyuwangi, MaduraVorstenlanden Kasunanan
Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta yang meliputi Mancanagara Wetan dan
Mancanagara Kilen.)
Ø -Mengangkat
Bupati menjadi pegawai negeri yang digaji
Ø -Membangun pusat
pemerintahan di Istana Bogor
2. Bidang perekonomian dan keuangan
Melaksanakan sistem sewa tanah (Land rente), Tindakan ini didasarkan
pada pendapatan bahwa pemerintah Inggris adalah yang berkuasa atas semua tanah,
sehingga penduduk yang menempati tanah wajib membayar pajak.
Meneruskan usaha yang pernah dilakukan Belanda misalnya penjualan tanah
kepada swasta, serta penanaman kopi. Melakukan penanaman bebas, melibatkan
rakyat ikut serta dalam perdagangan. Memonopoli garam agar tidak dipermainkan
dalam perdagangan karena sangat penting bagi rakyat. Menghapus segala
penyerahan wajib dan kerja rodi
III) Bidang Hukum
Sistem
peradilan yang diterapkan Raffles lebih baik daripada yang dilaksanakan oleh
Daendels. Apabila Daendels berorientasi pada warna kulit (ras), Raffles lebih
berorientasi pada besar-kecilnya kesalahan. Menurut Raffles, pengadilan
merupakan benteng untuk memperoleh keadilan. Oleh karena itu, harus ada benteng
yang sama bagi setiap warga negara.
IV) Bidang Sosial
a. Penghapusan kerja
rodi (kerja paksa).
b. Penghapusan
perbudakan, tetapi dalam praktiknya beliau melanggar undang-undangnya sendiri
dengan melakukan kegiatan sejenis perbudakan. Hal itu terbukti dengan
pengiriman kuli-kuli dari Jawa ke Banjarmasin untuk membantu perusahaan
temannya, Alexander Hare, yang sedang mengalami kekurangan tenaga kerja.
c. Peniadaan pynbank (disakiti),
yaitu hukuman yang sangat kejam dengan melawan harimau.
V) Bidang Ilmu
Pengetahuan
Masa pemerintahan
Raffles di Indonesia memberikan banyak peninggalan yang berguna bagi ilmu pengetahuan,
antara lain berikut ini :
a. Ditulisnya buku berjudul History
of Java. Dalam menulis buku tersebut, Raffles dibantu oleh juru bahasanya
Raden Ario Notodiningrat dan Bupati Sumenep, Notokusumo II.
b. Memberikan
bantuan kepada John Crawfurd (Residen Yogyakarta) untuk mengadakan penelitian
yang menghasilkan buku berjudul History of the East Indian Archipelago,
diterbitkan dalam tida jilid di Edinburgh, Scotlandia pada tahun 1820.
c. Raffles juga
aktif dalam mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
d. Namanya diabadikan pada nama bunga
Bangkai raksasa yang ditemukan seorang ahli Botani bernama Arnold di Bengkulu
dan Raffles adalah Gubernur Jenderal di daerah tersebut. Tahukah anda nama
bunga tersebut?Rafflesia Arnoldi namanya.
e. Dirintisnya
Kebun Raya Bogor oleh isteri Raffles yang bernama Olivia Marriane
C.
Berakhirnya Kekuasaan Thomas S. Raffles
Berakhirnya
pemerintah Raffles di Indonesia ditandai dengan adanya Convention of
London pada tahun 1814. Perjanjian tersebut ditandatangani oleh
wakil-wakil Belanda dan Inggris yang isinya sebagai berikut.
1) Indonesia
dikembalikan kepada Belanda.
2) Jajahan Belanda
seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana, tetap ditangan Inggris.
3) Cochin (di Pantai
Malabar) diambil alih oleh Inggris, sedangkan Bangka diserahkan kepada Belanda
sebagai gantinya.
Konsekuensi
dari perjanjian tersebut maka Inggris meninggalkan Pulau Jawa. Pada Tahun 1824
Inggris dan Belanda kembali berunding melalui Treaty Of London tahun 1824 isinya
antara lain menegaskan :
1. Belanda memberikan Malaka kepada Inggris dan sebaliknya Inggris memberikan Bengkulu kepada Belanda.
2. Belanda dapat berkuasa di sebelah selatan garis paralel Singapura sedangkan Inggis di sebelah Utaranya.
Raffles
yang sudah terlanjur tertarik kepada Indonesia sangat menyesalkan lahirnya Convention
of London. Akan tetapi, Raffles cukup senang karena bukan ia yang harus
menyerahkan kekuasaan kepada Belanda, melainkan penggantinya yaitu John
Fendall, yang berkuasa hanya lima hari. Raffles kemudian diangkat menjadi
gubernur di Bengkulu yang meliputi wilayah Bangka dan Belitung. Karena
pemerintahan Raffles berada di antara dua masa penjajahan Belanda, pemerintahan
Inggris itu disebut sebagai masa interregnum (masa
sisipan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar